
Pernahkah kamu menjalankan proses pembiusan ketika mendapatkan sebuah tindakan medis di rumah sakit? Nah, tindakan tersebut dikenal dengan istilah anestesi. Pada dasarnya, mungkin hampir semua dari kita pernah menjalankan proses anestesi ini. Soalnya, proses pembiusan bisa dilakukan untuk berbagai tindakan medis baik yang bersifat ringan maupun yang bersifat kompleks, misalnya saja seperti dijahit, operasi, maupun proses persalinan. Kata bius atau anestesi sendiri merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani, dimana kata “an” berarti tanpa, sepentara “aesthesis” berarti sensasi ataupun rasa. Proses pembiusan sendiri merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk menghilangkan sensasi atau kewaspadaan pasien dalam waktu sementara. Proses ini bertujuan untuk tindakan medis. Ketika sedang mendapatkan pembiusan, maka pasien akan mengalami satu atau beberapa kondisi seperti tidak bisa merasakan nyeri alias analgesia, tidak bisa menggerakkan otot alias paralisis, amnesia, maupun kehilangan kesadaran dalam periode waktu tertentu hingga saat ini, masih ada banyak mitos yang beredar mengenai anestesi alias proses pembiusan sehingga membuat orang khawatir ketika harus dibius. Maka dari itu, yuk simak beberapa mitos dan fakta mengenai proses ini!
1. Mitos bahwa setiap orang akan kehilangan kesadaran apabila dibius
Tentu saja, mitos yang satu ini tidaklah benar. Memang, mendapatkan proses pembiusan bisa membuat kita kehilangan kesadaran. Akan tetapi, teknik pembiusan itu sendiri ada bermacam-macam dan tidak semua teknik pembiusan bisa menyebabkan kita kehilangan kesadaran. Pada dasarnya, terdapat tiga jenis teknik bius yang dibagi dari bagian tubuh yang akan dipengaruhi oleh obat bius, yakni bius total, bius lokal, serta bius regional. Ketika seorang pasien mendapatkan bius total, maka obat bius yang didapatkannya akan mempengaruhi seluruh tubuh pasien sehingga menyebabkannya kehilangan kesadaran sampai tidak bisa bergerak. Sementara itu, ketika seorang pasien mendapatkan bius lokal ataupun bius regional, maka yang terpengaruh adalah bagian tubuh tertentu saja sehingga membuat pasien tidak kehilangan kesadarannya. Bius lokal pada umumnya diberikan apabila bagian tubuh yang akan dioperasi tidaklah luas, misalnya seperti tindakan operasi gigi maupun operasi katarak. Sementara itu, bius regional diberikan untuk area tubuh yang lebih luas, misalnya seperti operasi caesar, proses persalinan, serta patah tulang.
2. Mitos bahwa ketika sudah dibius total, bisa saja pasien terbangun di tengah operasi
Mitos yang satu ini memang benar karena walaupun sudah mendapatkan bius total, pasien bisa saja kembali sadar saat operasi sedang berlangsung. Hal ini disebut dengan istilah awareness with recall alias AWR. Akan tetapi, kita tidak perlu khawatir karena AWR sangatlah jarang terjadi, yakni hanya sekitar 0,15% dari populasi dunia. AWR sendiri merupakan sebuah pengalaman serta ingatan yang sangat tidak dikehendaki ketika operasi sedang berjalan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa AWR bukan berarti membuat pasien sudah sadar sepenuhnya di tengah proses operasi. Selain itu AWR juga bisa dideteksi dari keterangan pasien yang bersangkutan. Setiap orang yang mengalami AWR memiliki pengalaman yang berbeda satu sama lain. Ada 48% yang melaporkan bahwa mereka mengingat suara saat proses operasi, sementara 48% lainnya merasa kesulitan bernapas, sementara 28% merasakan sensasi nyeri. Pada umumnya, AWR terjadi pada anak, kasus kebidanan, trauma, maupun operasi jantung. Dokter anestesi biasanya juga akan memberikan tindakan berupa pemberian obat yang sifatnya amnestik pada malam sebelum operasi dilakukan agar AWR tidak terjadi, terutama pada kasus-kasus yang beresiko tinggi.