
Muhammad Saifulloh selaku Asisten Deputi Pangan Kementrian Koordinator Perekenomian berkata bahwa, tingginya harga jagung berdampak pada turut meningkatnya harga pakan ternak yang disebabkan beberapa faktor, seperti salah satunya produksi dalam negeri yang tidak stabil.
Dalam webinar tentang Harga Jagung Melambung yang dipantau di Jakarta, Saifulloh mengatakan terdapat banyak faktor yang membuat harga jagung melambung tinggi seperti produksi dalam negeri yang belum stabil hingga belum adanya mekanisme cadangan jagung.
Untuk lebih lengkapnya, berikut dibawah ini fakta-fakta menarik soal melambung tingginya harga jagung di Tanah Air :
- Harga Jagung Internasional Naik 36 %
Menurut Saifulloh, penanaman komoditas jagung masih sangat tergantung dan harus memperhatikan musim, sehingga membuat pasokan jagung menjadi berbeda-beda disetiap waktu. Selain itu, rantai pasar jagung juga masih panjang sehingga harga jagung di pasar lebih banyak ditentukan oleh pedagang dan pengepul.
Saifulloh berkata, harga jagung internasional naik sekitar 36 persen sejak Oktober 2020 hingga April 2021.”
- Harga Jagung Turun Saat Pasokan Berlebih Dan Harga Jagung Naik Saat Pasokan Turun
Saifulloh juga mengatakan bahwa kebutuhan jagung per bulan relatif sama sehingga menyebabkan harga turun saat pasokan berlebih dan harga naik saat pasokan turun. Untuk menstabilkan harga jagung tersebut perlu dirumuskan mekanisme pengelolaan stoknya.
Selain itu juga Saifulloh berpendapat bahwa saat ini belum ada mekanisme cadangan jagung Pemerintah sehingga rawan muncul masalah di tingkat petani saat harga jagung jatuh dan di tingkat pengguna khusunya peternak saat harganya naik.
- Ketersediaan Kebutuhan Jagung Pipilan Kering Periode Januari-Mei 2021 Defisit Pada April Dan Mei
Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian, ditemukan prognosa ketersediaan kebutuhan jagung pipilan kering periode Januari hingga Mei 2021 terdapat defisit pada bulan April dan Mei.
Kata Saifulloh, sebenarnya untuk bulan April dan Mei sudah ada warning minus 265,349 ton dan Mei minus 2.896 ton, ini butuh effort yang luar biasa bagi produsen jagung.
Neraca kebutuhan serta ketersediaan jagung pada bulan Januari hampir 600 ribu ton, Februari 1 juta ton, Maret 900 ribu ton, dan pada April dan Mei diperkirakan defisit.
- Masalah Produksi Jagung Pipil Di Indonesia Karena Memiliki Kadar Air Yang Tinggi
Budi Tangendjaja selaku Technical Consultant US Grains menyebutkan adanya masalah produksi jagung pipil di Indonesia karena memiliki kadar air yang tinggi. Tingginya kadar air tersebut tentu membuat tanaman dan hasil panen jagung ditumbuhi jamur bahkan hingga menjadi rusak.
- Harga Jagung Lokal Hingga April 2021 Rp. 4.263 Per Kilogram Atau Naik 6,52 %
Syailendra selaku Direktur Jenderal Perdagangan, memaparkan rata-rata harga jagung lokal hingga April 2021 telah mencapai Rp. 4.263 per kilogram atau naik sekitar 6,52 % dari rata-rata harga bulan Maret sebesar Rp. 4.002 per kilogram. Adapun harga jagung pada bulan Januari lalu masih dikisaran Rp. 3.845 per kilogram.
Adapun harga acuan pemerintah yaitu paling tinggi Rp. 3.150 per kilogram untuk kadar air 15 persen atau paling rendah Rp. 2.500 per kilogram untuk kadar air 35 persen ditingkat petani. Jagung memiliki kontribusi sekitar 40 hingga 45 % terhadap pembentukan harga pakan unggas. Karena itu, kenaikan harga jagung tersebut akan berpengaruh pada harga pakan unggas itu sendiri. Harga pakan saat ini sangat tinggi naiknya, bisa dibayangkan dengan harga jagung sekarang.